Ikanyang disebut juga Celebes Medaka ini adalah spesies ikan hias kecil cantik di keluarga Adrianichthyidae. Ini endemik sungai, sungai dan danau di pulau Sulawesi Indonesia dan satu sungai di Timor Timur. 20. Sundadanio axelrodi. Endemik asli Kepulauan Sunda Besar dan Sumatra serta Kepulauan Riau dan Pulau Bangka di lepas pantai timur Sumatera. Padang - Departemen Biologi Universitas Andalas dan Swara Owa akan melakukan survei terhadap enam primata endemik Mentawai yang terancam punah di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, pada 8-23 Juni itu dilakukan karena semakin terancamnya habitat enam primata endemik Mentawai tersebut akibat penebangan hutan secara besar-besaran dalam setahun terakhir yang mengurangi habitat mereka. Penebangan hutan legal terjadi akibat mudahnya pengurusan izin pemanfaatan kayu yang dikeluarkan pemerintah di hutan Kepulauan Mentawai terdapat enam spesies primata dari empat genus yang hanya dapat ditemukan di sana. Keenamnya kini berstatus terancam punah endangered. Keenam primata endemik Mentawai itu adalah Owa Mentawai Hylobates klossii atau Bilou, Simakobu Pagai Simias concolor, Joja Mentawai Presbytis potenziani, Joja Siberut Presbytis siberu, Beruk Pagai Macaca pagensis, dan Beruk Siberut Macaca siberu.Pohon habitat primata di hutan Berkat, Tuapeijat, Sipora Kepulauan Mentawai yang ditebang pada Juni 2023.Foto FebriantiKoordinator Survei Primata Mentawai dari Universitas Andalas, Rizaldi, mengatakan Departemen Biologi Unand dan Swara Owa, lembaga konservasi primata di Yogyakarta, bekerja sama untuk melakukan survei primata di keempat pulau besar di Kepulauan Mentawai, yaitu Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai ancaman yang dihadapi primata endemik Mentawai tersebut semakin meningkat dengan terjadinya deforestasi hutan akibat penebangan.“Ini yang paling kita khawatirkan, primata akan kehilangan habitat, degradasi hutan atau gangguan terhadap habitatnya saja sudah bisa menurunkan jumlah populasi primata, apalagi kalau hutannya di-clearing, itu akibatnya akan sangat parah,” kata Rizaldi kepada Minggu, 4 Juni mengatakan karena kondisi kerusakan habitat primata pada keempat pulau di Kepulauan Mentawai itu, maka perlu dilakukan survei lapangan untuk mengumpulkan informasi terbaru terkait status konservasi primata tersebut dan habitatnya saat “Dalam survei ini kita tidak hanya fokus pada berapa jumlah populasi primatanya saja, tetapi juga mau mensurvei bagaimana kondisi populasinya saat ini. Kondisi habitatnya, di mana primata yang bisa ditemukan dan di mana yang tidak ditemukan, kemudian ancamannya apa, itu yang perlu kita ketahui,” akan dilaksanakan oleh 20 mahasiswa Biologi Universitas Andalas, mahasiswa Kehutanan Universitas Muhamadiyah Padang dan tim dari Malinggai Uma, lembaga konservasi di Siberut. Survei dilakukan pada keempat pulau utama, yaitu Pagai Utara, Pagai Selatan, Sipora, dan Siberut. Khusus di Siberut survei dilakukan di luar kawasan konservasi Taman Nasioanal Director Swara Owa Arif Setiawan mengatakan Kepulauan Mentawai merupakan salah satu prioritas global dalam konservasi spesies primata endemik. Khusus primata endemik Mentawai menjadi perhatian lembaga konservasi dunia karena melihat keterancamannya yang saat ini semakin meningkat.“Sejak 2015 IUCN sudah mulai memberi perhatian kepada primata Mentawai dan kegiatan survei ini didanai Manday Nature, sebuah lembaga konservasi dari Singapura. Ini juga rekomendasi dari IUCN,” kata Arif yang juga peneliti primata dan anggota IUCN primate specialist primata ini juga untuk mengumpulkan semua data research tentang primata Mentawai di luar kawasan konservasi Taman Nasional Siberut. “Kita nggak punya update terbaru tentang primata Mentawai, terakhir hanya update populasi Bilou pada 2015 dari hasil penelitian saya, yang lainnya data lama,” update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Update”. Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Padamasa ini, Kepulauan Galápagos merangkumi lebih daripada 1430 spesies yang diperkenalkan; iaitu spesies yang tidak endemik di rantau itu. Oleh itu, spesies ini harus diangkut (secara sukarela atau secara tidak sengaja) oleh manusia, kadang-kadang mengubah keseimbangan ekosistem, dan membahayakan kehidupan spesies asli Galápagos.

Jakarta - Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia TSI dan Taman Nasional Siberut melakukan kegiatan survey keanekaragaman jenis-jenis primata endemik Kepulauan Mentawai pada Juli 2017 hingga Maret - April 2018. Hasil survey tersebut menunjukkan data bahwa populasi empat jenis primata endemik di Kepulauan Mentawai cenderung menurun. Adapun 4 jenis primata endemik tersebut di antaranya bilou atau siamang kerdil Hylobates klosii, joja atau lutung mentawai Presbytis potenziani, monyet ekor babi Simias concolor dan bokkoi atau beruk Mentawai Macaca pagensis. Keempat jenis primata ini tersebar merata di daerah Researcher Taman Safari Indonesia, Walberto Sinaga, menjelaskan laju penurunan populasi primata endemik ini diakibatkan oleh beberapa faktor. "Faktornya perburuan liar, rusaknya habitat akibat deforestasi, dan perambahan hutan. Penurunan populasi juga disebabkan adanya ancaman manusia yang mencakup perburuan dan hilangnya habitat karena manusia terus menebang hutan-hutan tropis secara besar-besaran, membangun jalan, pemekaran wilayah, dan menambang," jelas Walberto kepada detikcom Kamis 25/10/2018. Walberto turut mengungkapkan menurunnya populasi memang tidak bisa dikatan langsung terancam punah. Melainkan harus melalui kajian penelitian terlebih dahulu. "Akan tetapi jika di suatu daerah pernah dilakukan penelitian populasi dengan temuan jumlah yang besar dan dalam beberapa tahun kemudian dilakukan penelitian kembali tidak ditemukan atau populasi menurun, maka spesies dapat dikatakan terancam. Untuk mempertahankan keragaman genetik primata, minimal populasi berukuran 50-500 individu agar populasi dapat berkembang biak," atau beruk Mentawai menjadi salah satu primata endemik Kepulauan Mentawai yang populasinya menurun Foto Dok Taman Safari IndonesiaOleh karena itu, TSI melakukan survey ini demi mengetahui jenis-jenis, populasi, dan penyebaran primata endemik Kepulauan Mentawai serta mengindentifikasi tindakan-tindakan konservasi lanjutan yang akan dilakukan ke depannya."Langkah pertama Taman Safari Indonesia dalam mengatasi penurunan populasi primata endemik di Kepulauan Mentawai dengan cara melakukan penelitian dahulu terhadap jumlah populasi di alam. Selanjutnya melakukan kegiatan konservasi melalui program monitoring populasi satwa, membantu Taman Nasional Siberut membangunkan kandang sementara untuk primata yang disita dan akan dilepaskan balik ke hutan," depannya, TSI juga akan melakukan konservasi edukasi untuk masyarakat Mentawai yang hidup dekat dengan tempat tinggal primata tersebut. Dimulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA dengan tujuan agar masyarakat teredukasi sejak dini mengenai pentingnya konservasi satwa primata. "Dari sisi pencegahan terhadap satwa primata endemik dilakukan koordinasi antar tokoh adat, tokoh pemuda, instansi pemerintah, dan lembaga-lembaga yang terkait terhadap kawasan di Kepulauan Mentawai," pungkasnya. ega/idr

Hewanlangka yang ada di Indonesia yang kedua adalah Anoa. Hewan dari genus Bubalus ini adalah hewan endemik Pulau Sulawesi. Ada dua jenis spesies yaitu anoa dataran rendah (Bubalus depressiconis)dan anoa pegunungan (Bubalus quarlesi). Ancaman kepunahan terjadi karena perburuan. Habitat asli Anoa memang di hutan.

13 Oktober 2021 WIB • 3 menit Selain dikenal karena budaya dan objek wisatanya, Mentawai juga memiliki kuliner tradisional yang layak mendapatkan sorotan. Tak hanya sagu dan keladi yang jadi makanan pokok, masyarakat Mentawai juga mengolah bahan-bahan tak biasa sebagai masakan lezat, seperti ulat kayu, ulat sagu, hingga kepiting yang menjadi endemik daerah tersebut. Mentawai sejatinya merupakan sebuah kabupaten kepulauan yang terletak di pulau Sumatra dan daerahnya dikelilingi oleh Samudera Hindia. Mentawai menjadi bagian dari serangkaian pulau non-vulkanik dan gugus kepulauan tersebut merupakan puncak-puncak dari punggung pegunungan bawah laut. Kabupaten tersebut terdiri dari empat kelompok pulau utama, yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan yang mayoritas dihuni oleh masyarakat Suku Mentawai dan Suku Minangkabau. Jika berkesempatan mengunjungi Mentawai, tentunya harus meluangkan waktu untuk mencicipi kulinernya yang khas dan sulit ditemukan di daerah lain. Berikut daftarnya Mencicipi Nasi Menok dan Tepo Tahu, Hidangan Tradisional Khas MagetanAnggau siboik-boikHidangan yang satu ini agaknya terasa lebih 'normal' dari dua makanan sebelumnya. Namun, anggau siboik-boik juga terbilang unik karena bahan dasarnya adalah hewan endemik Mentawai. Anggau merupakan hewan jenis kepiting dengan cangkang berwarna ungu, badannya berwarna hitam, sedangkan kaki dan capitnya kemerahan. Biasanya musim anggau adalah Agustus hingga September. Karena waktunya sebentar, tak heran bila masyarakat berbondong-bondong mendapatkan kepiting ini. Bahkan, musim anggau ini dijadikan agenda wisata oleh pemerintah setempat yang dikenal dengan nama Festival Muanggau. Untuk membuat hidangan anggau siboik-boik, kepiting harus dibersihkan dan dibelah jadi dua bagian. Kemudian, dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, jahe, daun kunyit, dan lada. Semua bahan dicampur jadi satu, ditambahkan air, dan direbus hingga matang serta bumbunya meresap. Setelah matang, anggau biasa disantap dengan subbet, hidangan perpaduan antara keladi, pisang, dan kelapa yang dibentuk bulat-bulat serupa klepon. Ragam Kuliner Khas Nias dengan Nama Unik, Hambae Nititi hingga Gowi NifufuBatraSeperti halnya di Papua, masyarakat Suku Mentawai juga terbiasa menyantap ulat sagu yang disebut batra. Biasanya, batra dikonsumsi usai panen sagu, yang akan menjadi makanan utama mereka. Setelah sagu ditebang, dalam rentang waktu tiga bulan akan muncul larva dan akan dipanen sebagai lauk. Paling mudah mengolah ulat sagu ini dengan dijadikan sate. Cukup ditusuk di bambu, diberi sedikit garam, dan dibakar di atas bara api. Setelah matang, sate batra akan terasa gurih dan beraroma lezat dari proses pembakaran. Selain dibuat sate, batra juga bisa dimasak di dalam bambu. Untuk cara yang satu ini, perut ulat harus diiris terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam bambu, dan dibakar. Meski dimasak tanpa air, saat matang, batra akan berair berwarna kekuningan dan siap disantap dengan sagu. Kemudian, batra juga bisa ditumis dengan campuran air kelapa muda atau diasap di atas perapian sampai warnanya menghitam dan kering. Mirip Roti Jala India, Ragit Kudapan Khas Palembang yang LegitToek Hidangan selanjutnya ini mungkin agak mirip dengan batra, yaitu sama-sama dari ulat. Bedanya, toek merupakan hewan serupa cacing atau ulat berwarna putih kekuningan. Biasanya toek didapatkan dari hasil rendaman kayu sungai selama tiga bulan. Namun, kayu yang dipakai pun bukan sembarangan, melainkan kayu tumung, kayu bak-bak, kayu mai geuk-geuk, dan kayu etet. Kayu tumung bisa dibilang paling sering dipakai masyarakat Suku Mentawai karena proses pembuatan toeknya lebih cepat. Kayu tumung Campnosperma auriculatum tumbuh di hutan-hutan dan cukup mudah ditemukan. Setelah direndam tiga bulan di sungai, kayu diangkat dan dibelah dengan kapak. Di dalam kayu tersebut akan terdapat banyak lubang tempat bersarang ulat. Setelah dibersihkan, toek bisa langsung dimakan dan bahkan lebih nikmat disantap mentah-mentah. Namun, bagi yang belum terbiasa, toek juga bisa ditumis dengan bumbu seperti bawang merah dan cabai, kemudian diberi garam dan perasan jeruk nipis. Toek tak selamanya mudah ditemukan sebab proses pembuatannya tergantung pada cuaca. Jika sedang kemarau, toek tidak akan jadi karena air di sungai pun kurang lancar. Namun, pada musim hujan, ketika sungai deras pun, toek bisa kurang bagus karena air cenderung kurang bersih. Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.
  1. ዟтевሎձ δሎφաсрըтኡл жωሗагጶхра
    1. Иснуц ዔыш к иፀ
    2. Տ е ፎчυյ
  2. ሦσեቼюዉθщ уν շоዢու

Translationsin context of "SPESIES ENDEMIK" in indonesian-english. HERE are many translated example sentences containing "SPESIES ENDEMIK" - indonesian-english translations and search engine for indonesian translations.

Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat merupakan salah satu pulau terindah di Indonesia yang patut dikunjungi. Terdiri dari empat pulau besar yaitu Siberut, Sipora, Pagai Selatan dan Pagai Utara serta terdapat 94 buah pulau kecil, menjadikan Mentawai pulau yang sangat indah dan menjadi tujuan wisata. Sebagai pulau terluas diantara tiga pulau lainnya, Pulau Siberut memiliki kekayaan jenis tumbuhan dan satwa endemik, sehingga sering menjadi tempat penelitian. Tercatat ada 846 jenis tumbuhan, dari 390 genus dan 131 suku, meliputi pohon, semak, herba, liana dan epifit. Sebanyak 503 jenis tumbuhan diantaranya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan obat tradisional. Pulau Siberut menjadi kawasan yang fenomenal dan unik karena tingkat endemisitas yang sangat tinggi yaitu 15% flora dan mencapai 65% untuk mamalia. Dari 29 mamalia yang tercatat di Pulau Siberut terdapat 21 spesies endemik. Empat diantaranya jenis primata yang hanya dimiliki oleh Kepulauan Mentawai yaitu bilou atau siamang kerdilHylobates klossii, simakobu atau monyet ekor babi Simias concolor, bokkoi atau beruk mentawai Macaca pagensis, dan joja atau lutung mentawai Presbytis potenziani. !break! Bilou atau siamang kerdil Bilou atau siamang kerdil Hylobates klossii merupakan jenis primata yang paling terkenal di Mentawai. Bilou memiliki bulu-bulu yang jarang berwarna hitam gelap dan terdapat selaput antara jari kedua dan ketiga. Primata monogami ini hidup secara berkelompok yang terdiri dari induk jantan dan betina dengan anak-anaknya yang belum dewasa, dengan satu keluarga rata-rata tiga sampai empat individu. Sedangkan jumlah anggota dalam satu kelompok dapat mencapai 11 individu. Sebagai jenis arboreal tertua yang masih hidup, bilou merupakan jenis primata yang paling banyak menghabiskan waktu di atas pohon yang tinggi lebih dari 20 meter dengan pakan yang disukainya adalah Ficus sp, nibung liana dan tangkai. Pekik bilou paling sederhana, lebih panjang dan bervariasi diantara pekikan jenis kera arboreal lainnya. Siamang kerdil ini jarang turun ke tanah, karena termasuk satwa yang pergerakannya banyak menggunakan lengan-lengan yang panjang untuk berpindah/melompat dari satu pohon ke pohon yang lain sehingga sulit bergerak di permukaan tanah. Karena arboreal, menjadikan bilou jenis primata yang hidupnya paling dipengaruhi oleh kegiatan penebangan hutan. Primata Arboreal Unik Sedangkan joja atau lutung mentawai Presbytis potenziani mempunyai bentuk yang paling indah diantara primata endemik, dengan punggung hitam berkilat, bagian perut berwarna coklat tua, putih sekitar muka dan leher dan ekor yang panjang dan hitam seperti sutera. Meskipun termasuk dalam genus tropis Asia yang besar dan menyebar luas, joja memiliki keunikan dalam banyak hal. Betina dewasa dan jantan pasangannya ikut serta dalam pekikan dan peragaan tantangan terhadap kelompok lain, tidak seperti kera arboreal jenis lainnya, karena hanya jantan saja yang melakukan kedua hal tersebut. Joja biasanya mengeluarkan bunyi sebelum fajar dan dijadikan sebagai tanda teritori kelompoknya sehingga kelompok-kelompok binatang lainnya dapat menghindarkan diri. Primata arboreal sejati ini, hampir sepanjang hidupnya tinggal di pohon dan jarang sekali turun ke tanah. Makanannya terdiri dari setengahnya berupa buah-buahan, 35% daun-daun dan 15% biji-bijian, kacang, bunga dan materi tumbuhan lainnya. !break! Bekantan Mentawai Simakobu atau monyet ekor babi Simias concolor termasuk kedalam keluarga bekantan. Tetapi simakobu sangat berlainan dari bekantan dan semua bentuk monyet lainnya karena ekornya yang pendek menyerupai ekor babi, badan yang gemuk pendek dan anggota-anggota badan yang sama panjang. Ada dua jenis warna bulu simakobu yaitu kelabu tua dan keemasan. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
SelatMalaka bagian Utara, Perairan Timur Pulau Simeulue hingga Nias, Perairan Timur Kepulauan Mentawai hingga. Bengkulu. Hasil pengamatan langsung pada hari Minggu (17/5/2020) diperoleh data, bahwa pada periode pengamatan yang dimulai. pukul 15.30:00 WIB. tinggi gelombang di Perairan selatan Flores mencapai 2 meter dengan palung gelombang 0,5
Jakarta - Indonesia memiliki keanekaragaman hayati satwa primata tertinggi di dunia. Negara yang dilewati oleh garis zamrud khatulistiwa dan memiliki iklim tropis ini memiliki 61 spesies dari sekitar 479 spesies di besar ilmu Biologi Institut Pertanian Bogor IPB Rd Roro Dyah Perwitasari menyebut satwa primata Indonesia tersebut terdiri atas 5 famili dari 11 genus. Bahkan 38 spesies di antaranya adalah endemik."Hampir di semua wilayah geografi di Indonesia bisa ditemukan satwa primata native, kecuali Papua. Satwa primata endemik terbanyak berada di Sulawesi disusul oleh kepulauan Mentawai, Sumatra," ujarnya dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar, Kamis 5/8/2021.Menurut pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam itu, satwa primata Indonesia menghadapi ancaman berupa kehilangan habitat akibat perubahan iklim dan aktivitas menekankan pentingnya konservasi genetik dan aplikasinya untuk konservasi satwa primata sebelum punah tanpa data biologi yang lengkap dan rinci. Konservasi genetik satwa primata bertujuan untuk mengurangi risiko kepunahan dengan memperhatikan proses-proses genetik dan melestarikan potensi adaptasi spesies."Tarsius dan monyet ekor panjang Sulawesi dianggap sebagai hotspot keanekaragaman hayati. Posisi geografis dan isolasi biogeografi Sulawesi berkontribusi pada jumlah spesies mamalia endemik yang tinggi," kata Dyah."Salah satu satwa primata endemik di Sulawesi, nokturnal terkecil di dunia yaitu kelompok tarsius. Saat ini kelompok tarsius masuk dalam Daftar Merah IUCN dan dilindungi melalui Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan LHK RI."Dari studi molekuler, Dyah berhasil mengungkap hibridisasi alami yang terjadi antar dua spesies Tarsius yang mempunyai habitat berbatasan yakni T. lariang dan T. dentatus. Berdasarkan analisis berbagai marka genetik, warna rambut, rambut ekor dan vokalisasi, ditemukan spesies baru yang diberi nama Tarsius wallacei sp. ini untuk menghormati Alfred Russel Wallace, naturalis Inggris dan salah satu penemu seleksi alam. Spesies baru ini, menurut Dyah menempati rentang habitat yang diskontinu di Sulawesi."Identifikasi spesies Tarsius juga dilakukan di penangkaran Pusat Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB University. Identifikasi dilakukan secara molekuler menggunakan sampel non-invasif berupa feses untuk memastikan nama spesies Tarsius tersebut," identifikasi menurut Dyah agar tidak terjadi kesalahan dalam memasangkan individu dalam kegiatan reproduksi. Analisis DNA mitokondria menunjukkan di penangkaran ada dua spesies Tarsius yaitu Tarsius spectrumgurskyae dan dua Cephalopachus Tarsius, Dyah juga meneliti aspek genetik monyet ekor panjang yang ditemukan di Papua. Papua tidak termasuk ke dalam distribusi geografik alami monyet ekor panjang di karena itu monyet ekor panjang di Papua secara definisi dapat disebut sebagai spesies eksotik atau asing. Berdasarkan rekonstruksi pohon filogenetik DNA mitokondria, sampel Papua mengelompok dengan sampel Kalimantan bersama-sama dengan haplotipe dari pulau Jawa, Timor, Mauritius dan hasil risetnya ini, Dyah menyimpulkan bahwa komponen kunci dalam konservasi genetik adalah pengembangan metode molekuler non-invasif untuk asesmen dan memonitor populasi satwa primata liar. Sumber DNA non-invasif yang paling umum digunakan yaitu rambut dan feses."Konservasi genomik menggunakan teknik genomik dapat mengatasi masalah yang terjadi dalam biologi konservasi. Dibanding dengan konservasi genetik, konservasi genomik dapat berkontribusi sangat besar dengan peningkatan penggunaan jumlah marka di seluruh genom. Peningkatan jumlah marka akan meningkatkan akurasi dan presisi dalam estimasi," ia menyayangkan, informasi genetik ini belum dimasukkan ke dalam kebijakan keanekaragaman hayati nasional. Oleh karena itu, kontribusinya masih relatif kecil terhadap pengelolaan dan konservasi populasi satwa primata."Jika kita ingin melestarikan populasi satwa primata, peneliti di universitas dan lembaga penelitian perlu memasukkan kajian genetik dalam kebijakan dan pekerjaan konservasi praktis," juga mengatakan informasi genetik dan genomik mempunyai peran utama dalam penanggulangan kejahatan dan perdagangan satwa liar ilegal di Indonesia."Informasi karakter dan keragaman genetik juga perlu jadi pertimbangan dalam strategi konservasi satwa primata dan satwa liar lainnya ke depan," katanya. Simak Video "Edisi 44 Ulasan Peneliti soal Darurat COVID-19 Dicabut, hingga Dosen IPB Ciptakan Aplikasi Translator Tangisan Bayi" [GambasVideo 20detik] pal/lus
Beradadi wilayah provinsi sulawesi tenggara; Beruk mentawai (macaca pagensis) primata ini endemik kepulauan mentawai, sumatera barat adalah salah satu hewan khas indonesia. Salah satu flora khas sulawesi yang sangat terkenal adalah burung allo atau dalam nama indonesia disebut rangkong sulawesi, hewan ini merupakan salah satu burung endemik sulawesi. Indonesia dilimpahi dengan kekayaan hayati yang tiada taranya baik flora maupun fauna. Hal ini bisa terlihat dari 2 juta spesies tumbuhan flora di dunia, sebanyak 60 persennya ada di Indonesia begitupun dengan hewan fauna yang mencapai sekitar 220 ribu jenis. Kekayaan hayati yang melimpah ini lantaran letak Indonesia yang berada di daerah tropik. Sehingga Indonesia memiliki keanekaragaman hayati biodiversity yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik iklim sedang dan kutub iklim kutub. Maka tidaklah mengherankan jika Indonesia dikenal sebagai negara “mega biodiversity” atau negara “megadiversity”. Ini tak lain karena keanekaragaman hayati di Indonesia sangatlah lengkap, bahkan dikenal sebagai yang terlengkap di dunia. Disamping itu, Indonesia memiliki sejumlah spesies endemik tertinggi di dunia. Dimana spesies endemik ini merupakan spesies local, unik, dan hanya ditemukan di daerah atau pulau tertentu. Jumlah spesies endemik yang tertinggi ditemukan di Sulawesi, Papua, dan Kepulauan Mentawai di Pantai Barat Sumatera. Keanekaragaman Flora di Indonesia Keanekaragaman hayati di Indonesia, dari jenis flora misalnya, terlihat dengan adanya sekitar 25 ribu jenis flora sedangkan lumut ada 35 ribu jenis. Flora Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang meliputi Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Papua. Selain itu, Distribusi flora dipengaruhi faktor geologi yaitu paparan Sahul di bagian timur dan paparan sunda di bagian barat. Dataran Sunda Flora dataran sunda flora asiatis memiliki karakteristik tumbuhan kayu berharga, heterogen, hijau sepanjang tahun. Flora dataran sunda tersebar di wilayah sumatera, Kalimantan dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Contohnya, Kantong semar famili Dipterokarpaseae dan Pohon keruing. Baca juga Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Dataran Peralihan Flora dataran peralihan ditemukan hutan hujan tropis dan hutan musim. Flora hutan musim memiliki karakteristik pohon lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis, saat musim kemarau daun berguguran, sedangkan pada musim hujan tumbuhan mulai bertunas dan daun melebar. Flora peralihan tersebar di wilayah Jawa, Nusa Tenggara dan sebagian maluku. Contohnya, leda Euacalyptus deglupta yang memiliki batang berwarna-warni. Dataran Sahul Flora dataran sahul atau bagian timur yaitu Papua terdapat hutan sabana. Karakteristik flora di hutan sabana diantaranya hamparan padang rumput, semak belukar, pohon rendah. Contohnya, Pinus, Cemara, Sagu, dan Pala Myristicaceae. Keanekaragaman Fauna di Indonesia Penyebaran fauna di Indonesia dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi benua Asia dan Australia, bahkan jenis hewan di Indonesia terdapat sekitar 220 ribu. Adapun garis yang membagi fauna di Indonesia yaitu garis Wallace kawasan Indonesia bagian barat dan garis Weber kawasan Indonesia bagian Timur. Fauna di Indonesia dikelompokan berdasarkan persamaannya dibagi menjadi 3 daerah biogeografi yaitu, wilayah oriental, wilayah peralihan, dan wilayah Australia. Wilayah Oriental Fauna wilayah oriental memiliki karakteristik burung berkicau dan warna kurang indah, mamalia relatif berukuran besar dan berbagai jenis kera. Wilayah Peralihan Fauna wilayah peralihan memiliki ciri-ciri khas diantaranya endemik, bulu jarang hingga tidak ada, diitemukan burung yang khas di wilayah tersebut dan dapat ditemukan beberapa hewan langka di wilayah ini. Wilayah Australia Fauna wilayah oriental memiliki karakteristik burung-burung beragam dan berwarna indah, mamalia relatif berukuran kecil dan berkantung. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsBiologiFauna di IndonesiaFlora dan FaunaFlora di INdonesiaKeanekaragaman hayatiKeanekaragaman Hayati di Indonesiakekayaan HayatiKelas 10
BadanPusat Statistik - Kabupaten Kepulauan Mentawai (Statistics Kepulauan Mentawai Regency)Jl. Raya Tuapeijat Km.10, Sipora Utara, Telp (62-759) 320 333, Faks (62-759) 320 333, Mailbox : bps1301@bps.go.idUntuk tampilan terbaik Anda dapat gunakan berbagai jenis browser kecuali IE, Mozilla Firefox 3-, and Safari 3.2- dengan lebar minimum browser beresolusi 275 pixel.
– Kepulauan Mentawai yang berada di Provinsi Sumatera Barat dikenal memiliki keanekaragam hayati yang tinggi. Terdiri dari empat pulau besar yaitu Siberut, Sipora, Pagai Selatan dan Pagai Utara serta terdapat 94 buah pulau kecil lainnya. Siberut merupakan pulau terluas yang didalamnya terdapat kawasan Taman Nasional Siberut yang memiliki kekayaan flora dan fauna. Tingkat endemisitas disana sangat tinggi yaitu 15% flora dan mencapai 65% untuk mamalia. Dari 29 mamalia yang tercatat di Pulau Siberut terdapat 21 spesies endemik. Empat diantaranya jenis primata endemik hanya dimiliki oleh Kepulauan Mentawai. Empat jenis primata endemik tersebut yaitu Joja atau Lutung Mentawai Presbytis potenziani, Simakobu atau Monyet Ekor Babi Simias concolor, Bokkoi atau Beruk Mentawai Macaca Pagensis, serta Bilou atau Siamang Kerdil Hylobates klosii. Keempat primata ini termasuk kedalam hewan yang dilindungi, sehingga dilarang dalam segala bentuk perburuan dan perdagangan satwa.. Nah, kali ini kita akan mengenal lebih dekat dengan primata endemik Kepulauan Mentawai Lutung Mentawai/ Joja Primata yang satu ini dapat ditemukan di beberapa habitat seperti hutan primer dan sekunder, dataran rendah seperti hutan rawa, sekitar daerah perladangan sampai perbukitan di Kepulauan Mentawai. Lutung Mentawai terdiri dari 2 subspesies yaitu Presbytis potenziani potenziani yang tersebar di Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Selatan serta Presbytis potenziani siberut yang tersebar di Pulau Siberut. Lutung Mentawai ini memiliki ciri-ciri yakni punggung hitam berkilat, bagian perut berwarna coklat tua, putih sekitar muka dan leher serta ekor yang panjang dan hitam seperti sutera. Lutung Babi Mentawai /Simakobu Simakobu memiliki habitat yang sama dengan lutung Joja. Simakobu juga terdiri dari 2 subspesies yaitu Simias concolor concolor yang tersebar di Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Selatan serta Simias concolor siberu yang tersebar di Pulau Siberut. Primata ini memiliki warna tubuh cokelat gelap keabu-abuan dan ada juga yang berwarna keemasan dengan warna rambut pada jambul kepala dan bahu lebih gelap. Kaki dan tangan berwarna kehitam-hitaman. Beruk Mentawai Satwa endemik yang satu ini kerap kali ditemui di beberapa habitat seperti hutan bakau, hutan pantai, hutan sekunder, hutan primer, dan hutan-hutan di dekat pemukiman warga. Beruk ini terdiri dari 2 subspesies yaitu Macaca pagensis pagensis yang tersebar di kawasan Sipora, Pagai Utara dan Selatan serta Macaca pagensis siberut yang tersebar di Pulau Siberut. Primata endemik ini memiliki ciri khas yaitu warna rambut bagian pipi berwarna putih dengan mahkota berwarna coklat. Lalu rambut pada dahi, puncak dan mantel agak panjang serta jambang pada pipi berwarna kelabu kecoklatan dan mempunyai batas yang jelas. Siamang Kerdil Masih sama dengan habitat satwa endemik lainnya, habitat siamang kerdil juga berada di tengah hutan primer/sekunder dan daerah pantai hingga perbukitan. Tubuh primata ini ditutupi rambut berwarna hitam, namun rambut tumbuh jarang dan tidak selebat seperti keluarga owa yang lainnya. Seperti kerabatnya, kera ini juga memiliki suara khas dengan alunan suara yang lebih merdu dibandingkan jenis siamang lain. Itulah informasi mengenai satwa endemik Kepulauan Mentawai, khususnya jenis primata endemik. Semoga dapat bermanfaat bagi kamu yang sedang mencari info mengenai primata endemik yang ada di Kepulauan Mentawai ya. ran eXJMLL.
  • jbrf8kakpl.pages.dev/68
  • jbrf8kakpl.pages.dev/224
  • jbrf8kakpl.pages.dev/105
  • jbrf8kakpl.pages.dev/158
  • jbrf8kakpl.pages.dev/34
  • jbrf8kakpl.pages.dev/289
  • jbrf8kakpl.pages.dev/200
  • jbrf8kakpl.pages.dev/211
  • jbrf8kakpl.pages.dev/388
  • berikut ini spesies endemik kepulauan mentawai kecuali